Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 31 Juli 2011

Tugas-tugas guru menurut Standar Nasional Pendidikan

Standar Isi dan Standar Kelulusan
  1. Menganalisis tujuan mata pelajaran
  2. Menganalisis SKL mata pelajaran
  3. Membuat Pemetaan SK-KD mata pelajaran
Standar Proses 
  1. Menyusun silabus
  2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
  3. Menyusun Program Tahunan
  4. Menyusun Program Semester
  5. Menyajikan program pembelajaran
Standar Penilaian
  1. Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
  2. Menyusun instrument penilaian (kisi-kisi, naskah soal, petunjuk penilaian)
  3. Melaksanakan penilaian hasil belajar (test, tugas, atau pengamatan)
  4. Melaksanakan penilaian akhlak mulia dan kepribadian, melaporkannya ke guru Agama (akhlak mulia) dan guru Pendidikan Kewarganegaraan (kepribadian)
  5. Menganalisis penilaian hasil belajar
  6. Menyusun program perbaikan dan pengayaan
  7. Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
  8. Melaporkan hasil penilaian (siswa, satuan pendidikan, dan orang tua)

Sabtu, 30 Juli 2011

Perangkat Keras

guru harus tes akademik tiap tahun ( "UN")

Dulu pernah mendengar , katanya dari penelitian bahwa guru ternyata rata-rata hanya menguasai di bawah 50%nya materi yang diajarkannya. BIsa dibayangkan yang sampai kepada siswanya bagaimana ?
Perkara betul tidaknya, maka alangkah baiknya pemerintah melakukan tes 2 tahun sekali terhadap guru kita. Yang diteskan jangan muluk-muluk, tetapi yang biasa di UN kan terhadap siswa.
Kemudian  diadakan perengkingan, hal ini adalah sebagai motivasi untuk selalu belajar mengenai apayang akan diajarkan kepada siswa. Kan, mungkin malu, apabila berada dirangking bawah, sementara sudah S-2 !.
Bagi yang dianggap nilainya r endah , maka perlu diberikan penataran.
Tetapi sekarang yang didorong oleh pemerintah, hanya melulu meninggikan izajah, dan untuk hal itu diperlukan biaya yang tinggi,, jadi kapan menikmati gajinya?.
Belajar bisa dari apa saja, guru supaya pintar bisa dari mana saja.

Rabu, 27 Juli 2011

Drug Education

Betapa buruknya dampak perilaku penyalahgunaan Narkoba. Hendaknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk menanggulangi masalah ini bersama-sama. Sebagai langkah awal adalah menanamkan pemahaman agama sejak dini dengan menciptakan suasana yang penuh kasih sayang antara ayah, ibu dan anak. Sebuah penelitian membuktikan bahwa remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak religius menghadapi resiko lebih besar untuk terlibat penyalahgunaan Narkoba (Cancerellaro Larson, Wilson, 1982).

Orang tua berkewajiban menciptakan keluarga yang harmonis, komunikatif dengan anak, menjauhi gaya hidup konsumtif dan memberikan teladan yang baik terhadap keluarga dengan tuntunan agama. Demikian juga dengan guru-guru disekolah, berkewajiban menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi proses belajar mengajar.

Pada akhirnya, dengan berbagai pemaparan seputar masalah Narkoba, sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk bersikap apatis terhadap fenomena semakin merebaknya kasus tersebut akhie-akhir ini. Diakui atau tidak berkembangnya penyalahgunaan Narkoba dikalangan generasi muda akhir-akhir ini disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat terhadap masalah tersebut. Persoalan Narkoba tidak dapat diatasi hanya dengan seminar, diskusi atau hanya digembar-gemborkan saja. Upaya mengeliminasi penyalahgunaan Narkoba dimasyarakat hanya bisa dilakukan bila setiap keluarga turut serta dalam upaya penanggulangan masalah tersebut.

Sudah saatnyalah kita bersatu padu mencegah penyalahgunaan dan pengedaran Narkoba agar tidak semakin meluas dan menimbulakan dampak yang merugika bagi kita semua, bangsa Indonesia tercinta.

Maka dalam beberapa bulan terakhir ini saya mencoba memposting apa yang saja dapatkan dibangku sekolah dulu, semoga bermanfaat bagi kalian para pembaca.